Referensi Info Wisata Tasikmalaya

Wednesday, 11 February 2015

Potensi Budaya Tasikmalaya


Awalnya Tasikmalaya adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat Indonesia. Terletak di tenggara daerah Priangan, Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan berperan penting di wilayah Priangan Timur. Sebagian besar wilayah Kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama pertanian dan kehutanan, sementara petani menetap sebagai mayoritas penduduk Kabupaten Tasikmalaya terkenal akan produksi kerajinannya, sementara nasi tutug oncom atau yang lebih dikenal TO, adalah makanan terkenal dari kabupaten ini. Namun tidak hanya itu, dibalik ke aneka ragaman yang khas, Tasikmalaya memiliki sejuta pesona budaya yang memikat para pengunjung wisata, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Disisi lain, Industri kreatif menjadi andalan pariwisata Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Hal ini menunjukan betapa eratnya kaitan pariwisata dan ekonomi kreatif. "Industri kreatif dan pariwisata tak bisa dipisahkan karena wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan tapi juga menikmati kreativitas  Kota Tasikmalaya memiliki delapan sentra industri kreatif yang tersebar di berbagai kecamatan di kota ini. Para wisatawan memang diarahkan untuk berbelanja langsung ke produsenprodusen kerajinan tangan. Karena dibeli dari tangan pertama, harganya pun sangat terjangkau, yakni:

Batik
Batik Tasikmalaya dikerjakan dalam 2 teknik pembuatan yaitu teknik cetak dan teknik tulis. Untuk batik tulis, harganya lebih mahal dari batik teknik cetak. Ada 3 motif Batik Tasikmalaya, yaitu Batik Sukapura, Batik Sawoan, dan Batik Tasik:
  • Batik Sukapura secara sepintas menyerupai batik Madura dengan ragam hias yang kontras dalam ukuran motif dan warna.
  • Batik Sawoan adalah batik yang didominasi warna coklat seperti buah sawo ditambah warna indigo dan ornamen warna putih, mirip Batik Solo.
  • Sedangkan Batik Tasik memiliki ciri warna-warna yang cerah karena pengaruh dari batik pesisiran.
Motif batik Tasikmalaya sangat kental dengan nuansa Parahyangan, seperti bunga anggrek dan burung. Selain itu ada juga motif Merak-Ngibing, Cala-Culu, Pisang-Bali, Sapujagat, dan Awi Ngarambat. Batik Tasik memiliki kekhususan tersendiri, yaitu bermotif alam, flora, dan fauna. Batik Tasik hampir sama dengan Batik Garut, hanya berbeda dari sisi warnanya yang lebih terang. Selain jenis-jenis berikut, Anda akan menemukan seribu satu motif batik Tasikmalaya lainnya, seperti akar, antanan, balimbing, guci latar batu, lancah tasik, awi ngarambat, sente, rereng daun peuteuy papangkah, tsunami udey, merak, calaculu, gunung kawi, kadaka, lamban samping, lancah sawat ungu, rereng orlet, renfiel, rereng sintung, manuk rereng peutey selong, manuk latar sisik, merak latar haremis, merak ngibing, parang, sidomukti payung, sisit naga, taleus sukaraja, dan turih-wajit-Limar.

Kelom Geulis
Banyaknya kerajinan tangan yang khas dan harga yang terjangkau, menjadikan Kota Tasikmalaya surga bagi para penggemar wisata belanja. "Uniknya Kota Tasikmalaya industri kreatifnya tersebar. Tasikmalaya kulturnya sangat kuat untuk menjadi entrepreneur. Masing­masing kecamatan mempunyai sentra industri sendirisendiri, sebagian besar industri kreatif ini sudah ada sejak masa Belanda. Menariknya, beberapa industri tak memiliki bahan baku, sehingga pembuatannya lebih ke tahap proses pengolahan bahan baku. "Ini artinya kekuatannya di SDM (sumber daya manusia), kreativitasnya.

Payung Geulis
Payung Geulis merupakan ikon dari Kota Tasikmalaya yang keberadaannya hampir punah. Pada masa penjajahan Belanda sekitar tahun 1926 dipakai oleh none–none Belanda. Payung geulis yang terbuat dari bahan kertas dan kain mengalami masa kejayaan pada era 1955 sampai 1968. Namun masa kejayaan itu berangsur-angsur surut setelah pemerintah pada tahun 1968 menganut politik ekonomi terbuka. Sehingga payung buatan pabrikan dari luar negeri masuk ke Indonesia. Hal ini berdampak pada hancurnya usaha kerajinan payung geulis di Tasikmalaya. Usaha kerajinan ini mulai bersinar kembali sejak tahun 1980-an. Para perajin mulai membuka kembali usaha pembuatan payung walau dalam jumlah kecil. Payung geulis ini rangkanya terbuat dari bambu. Setelah dirangkai dan dipasangi kain dan kertas, ujung payung dirapikan dengan menggunakan kanji. Agar menarik, rangka bagian dalam diberi benang warna–warni. Proses pembuatan payung ini bergantung pada sinar matahari, karena setelah diberi kanji, payung dijemur hingga keras. Payung kemudian diberi warna, serta dilukis dengan corak bunga. Semua proses pembuatan payung geulis dibuat secara manual dengan buatan tangan/handmade kecuali gagang payung dibuat dengan menggunakan mesin. Pembuat payung geulis ini, umumnya para orang tua yang menguasai kerajinan ini secara turun temurun, seperti Mak Cicih istri dari A. Sahrod (Alm). Saat ini nyaris hanya sedikit perajin yang masih menekuni pembuatan payung ini, sekitar empat unit usaha. Para perajin payung geulis berdomisili di Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya. Saat ini setelah bapak meninggal usaha payung geulis ini diteruskan oleh menantu mak cicih yaitu Pak Warsono dan istrinya.

Bordir
Mesin kita tidak punya, kain tidak punya. Yang punya itu pabrik di Bandung dan Majalengka. Tapi bordir berkembangnya di sini (Tasikmalaya) ,Namun, beberapa industri seperti anyaman mendong memang berkembang di kecamatan yang memiliki bahan baku tersebut.

Mendong
Mendong adalah sejenis rumput yang tingginya mencapai satu meter dan tumbuh di rawarawa. Kerajinan mendong sudah sangat terkenal berasal dari Tasikmalaya. Mulai dari tikar, tempat pensil, dompet, tempat sampah, tempat tisu, tempat toples, tas, pigura dan lainnya banyak dihasilkan para pengrajin mendong.

Alamat dari kedelapan industri kreatif di Kota Tasikmalaya tersebut antara lain :
  • Batik Tasikmalaya di Kecamatan Cipedes,
  • Bordir di Kecamatan Kawalu,
  • Kelom geulis di Kecamatan Taman Sari,
  • Payung geulis di Kecamatan Indihiang,
  • Alas kaki di Kecamatan Mangkubumi,
  • Mebel di daerah Tawang,
  • Anyaman pandan, dan anyaman mendong di Kecamatan Cibereum.
Selain kaya dengan industri berbagai dari sentra, Tasikmalaya juga mempunyai salah satu daerah yang kental dengan budaya & adat istiadatnya yang hingga saat ini masih terjaga.


Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah adat sunda. Seperti permukiman Badui, Kampung Naga menjadi objek kajian artopologi mengenai kehidupan masyarakat pedesaan Sunda di masa peralihan dari pengaruh Hindu menuju pengaruh Islam di Jawa Barat.Asal mula kampung ini sendiri tidak memiliki titik terang. Tak ada kejelasan sejarah, kapan dan siapa pendiri serta apa yang melatarbelakangi terbentuknya kampung dengan budaya yang masih kuat ini. Warga kampung Naga sendiri menyebut sejarah kampungnya dengan istilah "Pareum Obor". Pareum jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, yaitu mati, gelap. Dan obor itu sendiri berarti penerangan, cahaya, lampu. Jika diterjemahkan secara singkat yaitu, Matinya penerangan. Hal ini berkaitan dengan sejarah kampung naga itu sendiri. Mereka tidak mengetahui asal usul kampungnya. Masyarakat kampung naga menceritakan bahwa hal ini disebabkan oleh terbakarnya arsip/ sejarah mereka pada saat pembakaran kampung naga oleh Organisasi DI/TII Kartosoewiryo. 

3 comments:

  1. saya mau pesan extak jelajah tasik

    ReplyDelete
  2. Terimakasih infonya

    https://bit.ly/2BNM9ab

    ReplyDelete
  3. min minta karya tulis ilmiah tentang sejarahnya,bagaimana akulturasi dengan ajaran islamnya dan lain lain. min

    ReplyDelete

Text Widget

Text Widget

Copyright © Jelajahi Tasik | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com